Posted by : Uchiha sasukeee
Sunday, 5 May 2013
Di Hindia Belanda
organisasi politik pertama yang bercorak nasional murni dan bersifat radikal
adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), awal mulanya bernama Algemene Studie
Club yang didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927. Organisasi ini didirikan
atas inisiatif Ir. Soekarno bersama dengan beberapa mantan anggota PI, seperti
Mr. Iskaq Tjokrohadisrjo, Mr. Budiarto, dan Mr. Sunario. Selain itu tokoh-tokoh
PNI lainnya ialah dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Sartono S.H., dr. Samsi.
Tujuan PNI ialah
Indonesia merdeka. Asas perjuangan PNI antara lain:
1. Selp help, yaitu bekerja menurut kemampuan sendiri baik
dalam lapangan politik, ekonomi, maupun budaya.
2. Non-kooperatif, yaitu tidak menjalin kerjasama
dengan penjajah.
3. Sosio-demokrasi atau marhaenisme, yaitu dengan
pengerahan masa rakyat tertindas yang hidup dalam kemiskinan di tanah yang kaya
raya.
Cita-cita persatuan
yang didengungkan oleh PNI mulai terlihat ketika pertengahan Desember 1927
beberapa organisasi yang ada, seperti PSI, Budi Utomo, Pasundan, Kaum Betawi,
dan Soematranen Bond, bersedia bergabung dengan PNI untuk membentuk sebuah
federasi bernama Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI). Meskipun PPPKI hanya berumur pendek, namun gagasan persatuan
itu terus berkembang. Pengaruhnya tidak hanya kepada kalangan
organisasi-organisasi politik saja, tapi juga organisasi pemuda. Faktor inilah
yang kemudian mendorong diselenggarakannya Kongres Pemuda, yang akhirnya
melahirkan Sumpah Pemuda.
Pada 1930, berkembang
isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, mengakibatkan beberapa tokoh PNI
seperti Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun Sumadiredja,
dan Supriadinata ditangkap di Yogyakarta dan diadili di Bandung. Dalam
persidangannya, Ir. Soekarno mengajukan pidato pembelaan yang berjudul
Indonesia Menggugat. Akhirnya, keempat pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman
penjara dengan lama hukuman berbeda-beda.
Penangkapan dan
pemenjaraan terhadap tokoh-tokoh PNI merupakan pukulan besar bagi PNI. Untuk menghindari
penangkapan-penangkapan lebih jauh dan demi keselamatan anggotanya, melalui
kongres di Jakarta pada 25 April 1931, Mr.Sartono membubarkan PNI. Namun,
tindakannya ini mengundang reaksi dan perpecahan di kalangan anggota dan
pendukung PNI, termasuk M. Hatta yang sudah kembali ke Indonesia. Akhirnya,
untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan PNI, beberapa partai baru muncul,
seperti Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) yang didirikan M. Hatta dan
Sutan Sjahrir, serta Parti Indonesia (Partindo) ciptaan Mr. Sartono. Ketika
Soekarno dibebaskan pada Desember 1931, dia bergabung ke Partindo.
Partai Komunis Indonesia
Partai Komunis
Indonesia adalah organisasi radikal kelanjutan dari Indische Social
Democratische Vereniging (ISDV) yang didirikan Sneevliet pada 1914. Bersama
dengan Semaun, Sneevliet berhasil mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan
mempengaruhi anggota-anggota dari Sarekat Islam. Pada 1920 Sarekat Islam Merah
bergabung dengan ISDV dan membentuk Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai ini
diketuai oleh Semaun dan wakilnya Darsono.
Kegiatan PKI diarahkan
untuk mempertentangkan antarkelas dalam masyarkat, dengan kekuatan utama
teletak pada golongan buruh. Pada tahun 1920, PKI berhasil mengadakan kongres
di Semarang yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
PKI menggabungkan diri
dengan dengan Comunistische Internationale (Comintern)
PKI bersifat
kooperatif, yaitu bekerjasama denagn Belanda melalui wakil-wakilnya yang duduk
dalam Volksraad.
Langkah awal yang
ditempuh oleh PKI untuk menjalin hubungan kerjasama dengan Belanda ternyata
gagal, sehingga PKI mengubah strategi menjadi non-kooperatif dan secara
terang-terangan menentang pemerintah Belanda. Sikap radikalisme dan
revolusioner yang dianutnya mengakibatkan muncunya pemberontakkan PKI pada
tanggal 13 November 1926. pemebrontakkan ini dimulai dari Jkarta, meluas ke
Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga sampai ke Jawa Timur. Pemberontakkan ini dapat
ditumpas oleh Belanda. Akibatnya, Belanda bertindak lebih tegas lagi terhadap
semua tokoh pergerakan nasional tidak hanya terhadap PKI.
Periode
Nasionalisme Bertahan
Gerakan kebangsaan
sudah lebih moderat dan memakai strategi dengan penuh pertimbangan. Periode ini
ditandai dengan sikap penjajah yang semakin reaktif. Gerakan kebangsaan memilih strategi bertahan
sambil menunggu kesempatan untuk dapat merealisasikan tujuan. Contoh organisasi
yang terkenal adalah Partai Indonesia Raya (Parindra), Gabungan Politik
Indonesia (GAPI), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro), dan Fraksi Nasional.
Gagasan Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta
Terbentuknya Identitas Kebangsaan Indonesia
Persatuan dan kesatuan
semakin didasari oleh bangsa Indonesia sangat pentng untuk membebaskan diri
dari cengkeraman bangsa Barat. Gagasan untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
bangsa lahir dari tokoh-tokoh pergerakan nasional diantaranya melalui PPPKI,
Kongres Pemuda, Parindra, MIAI, dan GAPI.